Search This Blog

20 July 2009

e-book Harun Yahya - Jejak Bangsa Terdahulu

Harun Yahya had been raising a lot of phenomenal creation related with his believes of God.

just click the link below to get the e-book:

http://www.ziddu.com/download/1637100/jejakbangsabangsaterdahulu.zip.html

Kaum ’Ad dan Ubar, “Atlantis di Padang Pasir”


“Adapun kaum ‘Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus-menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka.” (QS. Al Haaqqah, 69: 6-8) !

Kaum lain yang dimusnahkan dan diberitakan dalam berbagai surat dalam Al Quran adalah kaum 'Ad, yang disebutkan sete-lah kaum Nuh. Nabi Hud yang diutus untuk kaum ‘Ad meme-rintahkan mereka, sebagaimana yang telah dilakukan nabi-nabi lainnya, untuk beriman kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dan mematuhi dirinya sebagai nabi pada waktu itu. Namun mereka menang-gapinya dengan rasa permusuhan. Ia didakwa sebagai seorang bodoh, pembohong, dan berusaha mengubah apa yang telah dilakukan para leluhur mereka.

Dalam Surat Hud semua hal yang terjadi antara Hud dengan kaum-nya diceritakan secara terperinci:

“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka Hud. Ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.”

“Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?”

Dan (dia berkata): ”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhan-mu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”

Kaum ‘Ad berkata: ”Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada ka-mi suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan mening-galkan sembahan-sembahan kami karena perbuatanmu, dan kami tidak akan sekali-kali mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan pe-nyakit gila atas dirimu.”

Hud menjawab: “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dari selain-Nya, sebab itu jalan-kanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.

Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu. “

Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.

Dan itulah (kisah) kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda kekua-saan Tuhan mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menantang (kebenaran).

Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum ‘Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum ‘Ad (yaitu) kaum Hud itu.” (QS. Huud, 11: 50-60) !

Surat lain yang menyebutkan tentang kaum ‘Ad adalah surat Asy-Syu’araa’. Dalam surat ini ditekankan beberapa karakteristik dari kaum ‘Ad. Menurut surat ini kaum ‘Ad adalah kaum yang “mendirikan ba-ngunan di setiap tempat yang tinggi” dan orang-orangnya “membangun gedung-gedung yang indah dengan harapan mereka akan hidup di dalamnya (selamanya)”. Disamping itu, mereka berbuat kejahatan dan berlaku bengis. Ketika Hud memperingatkan kaumnya, mereka mengo-mentari kata-katanya sebagai “kebiasaan kuno”. Mereka sangat yakin bahwa tidak ada hal yang akan terjadi terhadap mereka.

“Kaum ‘Ad telah mendustakan para rasul.

Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa?

Sesungguhnya aku adalah seorang rasul; kepercayaan (yang diutus) kepadamu.
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.

Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan un-tuk bermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan mak-sud supaya kamu kekal (di dunia)?

Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis.

Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepa-damu apa yang kamu ketahui.

Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak dan anak-anak,
dan kebun-kebun dan mata air,

sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar.”

Mereka menjawab: ”Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasihat atau tidak memberi nasihat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu, dan kami sekali-kali tidak akan diazab”.

Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Se-sungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

Dan sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 123-140) !

Kaum yang menunjukkan permusuhan kepada Hud dan melawan Allah itu benar-benar dibinasakan. Badai pasir yang mengerikan membi-nasakan kaum ‘Ad seakan-akan mereka “tidak pernah ada”.

0 komentar:

Post a Comment

Please leave a comment...
I'll wait for your advice